Logika manusia yang sehat, akan lebih baik bila penulis tak hanya mempatenkan karyanya melalui tulisan yang ia tebar melalui blog, tetapi ia juga harus menjadi aktor akan tulisan yang ia buat. Jadi, tak hanya sekadar menulis namun harus dan wajib mengaplikasikannya dalam dirinya sendiri. Bukankah ini suatu tindakan yang sangat balance dan bijaksana?
Sebagai pemilik blog, saya pun demikian. Malu rasanya, kalau saya bisa menulis tulisan yang bermuara pada kebaikan, tetapi saya sendiri tak dapat menerapkannya pada keseharian saya. Di waktu senggang, saya berusaha untuk sekedar mereview tulisan-tulisan yang telah lalu. Berulang-ulang membacanya, sehingga perlahan-lahan bisa lebih memperbaiki diri:)
Meski demikian, saya sangat menyadari bahwa sebagai manusia yang sangat lemah dan penuh dengan kekurangan, sungguh tak mudah untuk menjaga hati ini agar benar-benar bersih, seperti sebuah tulisan aku dan hatiku yang pernah saya posting beberapa waktu yang lalu. No body perfect! Dan lagi, terkadang atau bahkan seringkali memang mengoreksi diri sendiri itu jauh lebih sulit. Diri manusia itu kan memang selalu berada pada persimpangan dua sisi, kebaikan dan keburukan. Syaitan tak akan pernah berhenti menggoda manusia hingga hari akhir nanti. Dan semua pilihan sepenuhnya ada pada diri kita sebagai pemegang otoritas atas jasad yang hidup ini.
Makanya selain menginput, membentengi diri ini dengan hal-hal yang bermuara pada kebaikan, sebagai makhluk sosial diri ini juga membutuhkan orang lain untuk berbagi. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk selalu mengingatkan pada kebaikan. Maklum, manusia tak akan pernah lepas dari kekhilafan. Dan ketika kita dihadapkan pada kondisi yang tak menguntungkan, sulit untuk berpikir jernih. Kita membutuhkan orang lain sebagai pengingat agar diri kita tak terlalu jauh menyimpang, sama halnya ketika tulisan saya dicaplok, respon yang beragam dari pembaca blog ini seakan mengingatkan diri ini agar bisa lebih memperbaiki hati dan perasaan yang sangat tak baik saat itu.
Bukankah hidup ini adalah ujian? Kesenangan dan kesedihan adalah ujian dari-Nya. Sebagai manusia saya harus bisa lebih belajar memaknai "semua dari-Nya dan akan kembali pada-Nya". Belajar, belajar, belajar dan belajar. Tak ada habisnya untuk belajar selama nafas tetap berhembus. Banyak sisi dari kehidupan diri ini yang bisa dijadikan untuk belajar. Belajar untuk berespon positip, bahkan ketika diri ini dihadapkan pada kondisi yang tak mengenakkan, belajar untuk lebih sabar, belajar untuk lebih ikhlas, belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain, belajar untuk memahami ketidaktahuan seseorang, memahami kekeliruan seseorang.
Hidup ini pada dasarnya juga proses belajar tanpa akhir. Belajar dan selalu belajar.
La Tahzan !!
It’s O.K. Semua telah berlalu. Ikhlas, belajar dan belajar lagi menjalani hidup ini. Pokoknya jangan bersedih, La Tahzan:).
Sure ??
Semangat :-) Pasti SUKSES
ReplyDelete:y: Thank's Brother
Delete