Latest Post
Loading...
  • Class of 2014 - 2015 #Harvard — at John F. Kennedy School of Government

  • A Gate to #Harvard Yard — in Cambridge, Massachusetts.

  • Go to college - #Harvard Gates — in Cambridge, Massachusetts.

Apa, Bagaimana & Mau Ke Mana

Calon Mahasiswa: Apa, Bagaimana & Mau Ke Mana?


PEMILIHAN jurusan terkadang dinomorduakan oleh pelajar SMA yang akan masuk perguruan tinggi karena lebih mementingkan elitisitas universitas ketimbang mencari passion atau minat bakat yang sesungguhnya meski di universitas yang biasa. Memang kejadian itu kerap dilakukan mengingat idealisme pemuda yang tinggi dan emosi pemuda yang labil adanya. Namun sebenarnya kondisi ini perlu dikoreksi bersama karena akan menyebabkan kemacetan potensi di setiap perguruan tinggi. Kampus akan kesulitan mendapatkan bibit unggul dan mahasiswa sendiri akan tidak jelas selama menjalani masa kuliah karena mereka telah termakan oleh buaian jas almamater yang mengagungkan tetapi mereka sendiri tidak tahu harus apa dan buat apa itu (setelahnya). Mungkin sebagian orang menilai bahwa ketika kuliah di perguruan tinggi elite, statusnya itu akan mampu menunjang pencarian pekerjaan atau dalam perjalanan kariernya. Hasil itu benar adanya, jika kebesaran universitas didukung dengan kesungguhan mahasiswa dalam belajarnya. Tetapi jika tidak? Pasti akan lain hasilnya.

Masa kuliah jelas sangat jauh berbeda dengan masa SMA. Pencetakan karakter sangat kuat terjadi ketika masa kuliah. Bagaimana tidak, kemandirian; kedewasaan; dan kebijaksanaan akan sedikit demi sedikit dijumput oleh para mahasiswa. Tidak ada yang mengingatkan atas apa pun yang terjadi pada tiap individu mahasiswa, baik nilai, penggunaan waktu, sampai pada masalah shifting belief  atau pergeseran iman. Perseteruan batin akan sangat sering terjadi atas realita yang terjadi tidak seperti yang diinginkan, namun inilah kondisi penempaan yang sesungguhnya bagi mereka sebagai mahasiswa sejati. Mahasiswa yang mampu mengenal dirinya sendiri, mandiri, dewasa, bijaksana dan tentunya paham benar tentang apa yang sedang dicari dan apa yang seharusnya dilakukan dengan segala macam variasi keadaan. Seringkali seseorang yang ingin belajar dan berharap menjadi orang sukses ataupun mencapai sesuatu yang diinginkan harus mengalami cobaan dengan tidak menemui kondisi atau keadaan seperti yang dinginkan, malah kondisi yang didapati cenderung tidak mensupport untuk semakin betah dalam belajar. Namun begitulah cara sebuah ujian dalam menguji seseorang untuk mengingatkan apa yang sebenarnya dia cari dan di situlah akan terbukti bahwa dia pantas menjadi orang besar atau tidak sekaligus mengujinya apakah tetap konsisten untuk mencari ilmu atau tidak.

Bukan tempatnya, tapi individunya

Semua sudah tahu bahwa semua tergantung oleh tiap individu masing-masing. Jika demikian, bukan tempatnya yang akan menentukan, namun kualitas diri sendirinyalah yang akan menentukan dirinya. Oleh karena itu beberapa hal yang harusnya dilakukan bukanlah sibuk untuk mencari mana tempat yang harusnya dituju namun di mana jurusan dan bidang kajian apa yang harusnya diambil. Lebih baik kuliah di universitas yang biasa namun tepat jurusan yang diambil daripada kuliah di universitas yang elite namun tidak cocok jurusannya. Selain kita hanya akan asal-asalan dalam mengikuti kuliah, kita juga akan mengalami ketersiksaan meski kita berada di universitas yang elite sekalipun. Kesalahan seperti ini jugalah yang menyebabkan ketimpangan; banyak sarjana baik swasta maupun negeri, elite maupun biasa yang menganggur karena mereka tidak dapat apa-apa selain almamater kebanggaannya.

Beribrah (belajar) dari pengalaman ini, ada baiknya semua pihak yang terkait (orangtua, sekolah, pemerintah, maupun universitas) memberikan arahan dan pertimbangan yang tepat kepada siswa-siswi didiknya. Pertimbangan bahwa kuliah yang baik adalah kuliah yang mampu mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik, keilmuan yang lebih dalam, dan karakter manusiawi yang sesungguhnya. Bangsa Indonesia rindu penemuan-penemuan putra-putri bangsanya, inovasi dan gebrakan-gebrakan pembaharuannya. Itu semua tidak akan bisa ditemukan oleh mahasiswa yang belum mengenal dirinya sendiri (kemandirian, kedewasaan dan kebijaksanaan)—mahasiswa yang salah jurusan dan juga mahasiswa yang ikut-ikutan atau yang penting kuliah.

Seorang yang besar itu bisa berasal dari mana saja karena bukan tempat dan kondisi yang menjadi permasalahan untuk menumbuhkan seseorang untuk menjadikannya besar melainkan diri sendirinyalah yang menjadi masalah. Orang yang memiliki jiwa besar akan tidak akan takut dengan segala macam keadaan. Dengan mengintegrasikan nilai keagamaan yakni sikap bersyukur, dia akan menikmati di mana pun dia belajar dan tetap fokus pada apa yang dicari. Dan satu hal yang penting bagi orang yang bersyukur, meski dia merasa bahwa tempatnya bernaung tidak cocok baginya karena produktivitasnya berkurang, kurang bagus universitasnya, namun jelas sudahkan apa yang akan didapatkan bagi orang yang bersyukur?

Mengetahui passion seseorang tidak mudah, namun bisa dilihat dari beberapa sisi: kepribadian, nilai rapor, juga kebiasaannya. Kepribadian menunjukkan jiwa-jiwa pemimpin, ilmuwan, teknisi atau yang lain. Begitu pula dengan nilai rapornya yang menonjol ada pada pelajaran apa. Sehingga ada baiknya mata kuliah yang diambil tetap pada jurusan yang masih ada hubungannya dengan nilainya yang bagus. Kebiasaan ini mudah sekali untuk dijadikan pertanda bahwa seseorang akan menjadi apa nantinya karena kebiasaan ini akan lebih dipilih olehnya daripada memilih sesuatu yang tidak biasa dilakukan olehnya. Oleh karena itu biasakanlah dengan kegiatan-kegiatan yang memancing untuk menjadikan kita orang yang besar baik secara penampilan maupun essensial.

Jauhi Isolasi, Berkelanalah!
     
Salah satu kunci dari sebuah kesuksesan adalah dengan tidak mengisolasi diri alias mau untuk menerima perubahan. Dunia berjalan secara dinamis, maka tidak mungkin seseorang bisa maju terus kalau hanya stuck (macet) dalam satu keadaan. Terbukti dari cara memajukan putra-putri bangsa adalah dengan memberikan beasiswa untuk studi keluar negeri seperti: Eropa, Australia, Amerika, dsb. Itu semua dilakukan bukan karena tiada guna atau sebatas gaya-gayaan belaka, melainkan dengan sikap terbuka seperti itulah bangsa Indonesia akan berkembang.

Jika dimasukkan dalam konteks pelajar SMA yang akan masuk ke universitas, kiranya istilah urbanisasi sangatlah cocok. Bagaimana tidak, putra-putri daerah adalah harapan bagi kemajuan bangsa Indonesia secara totalitas. Kondisi di Indonesia saat ini masih sangat tidak merata; ada daerah yang maju dan ada daerah yang sangat jauh dari kemajuan, seperti dalam hal: ekonomi, infrastruktur daerah, pendidikan, juga kesejahteraan rakyat. Melihat kondisi seperti ini, salah satu cara cepat dan tepat untuk mengembangkan juga merombak kondisi daerah dan umumnya kemajuan bangsa adalah dengan merelakan para putra-putri daerah keluar dari daerah atau biasa disebut dengan merantau. Secara psikolgis anak yang jauh dari orangtua dan keluarga akan ditempa mental kedewasaannya. Di samping itu, anak mulai berani untuk menentukan keputusan-keputusan dalam hidupnya termasuk menguji hipotesis buat apa kuliah jauh-jauh kalau tidak membawa sesuatu hal yang baru ke dalam, baik dari segi keilmuan, sikap, leadership, skill, karakter dsb— atau bisa saya sebut sebagai importisasi.

Cultural shock akan mudah dialami oleh seseorang yang secara signifikan berpindah dari desa ke kota, apalagi kota metropolitan seperti Jakarta (di Indonesia). Sebenarnya itu bukanlah sebuah masalah karena belum tentu kualitas anak-anak yang selama ini tinggal di kota lebih baik daripada anak-anak yang selama ini tinggal di desa. Justru anak dari desa harus berpikir bagaimana cara memajukan daerahnya seperti kota yang sedang atau akan mereka tempati.

Penyebaran antusias dan semangat yang diiringi dengan gerakan keluar dari daerah seperti inilah yang kelak dalam 5-10 tahun mendatang akan mampu menghasilkan pejabat-pejabat daerah yang open minded (berpikir terbuka sehingga siap menerima perubahan) karena telah didukung dengan pengalaman dalam hidupnya untuk mengenal kehidupan yang berbeda. Proses itu memang sakit, apalagi proses untuk menerima perubahan atau menuju perbaikan. Namun ingat bahwa masa depan bangsa ada pada pundak para remaja (saat ini). Lalu jika remaja saat ini tidak berkembang cepat layaknya pemuda di luar negeri yang berkembang cepat karena didukung dengan fasilitas, keilmuan dan modal yang memadai maka Indonesia akan terus mengalami kecepatan yang sama seperti saat ini. Oleh karena itu, demi kemajuan bangsa Indonesia tanpa membedakan suku, agama, dan ras maka sudah sepantasnya melakukan terobosan-terobosan gemilang salah satunya dengan pengimporan habis-habisan. Dan bukankah itu yang dilakukan seseorang maupun golongan untuk satu langkah lebih maju daripada yang lain? Berbeda lagi jika tetap ingin kondisi dan keadaan yang seperti ini.

A  Syauqi Al-Ibrama (Bram)
Mahasiswa Hubungan Internasional
President University
Comments
0 Comments

0 comments:

  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
  • I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came

Video Gallery

Live Your Life Just Do Whatever Makes You Happy Today from Mr. Lubis on traveller.

Live Your Life Just Do Whatever Makes You Happy Today from Mr. Lubis on traveller.

40 million United fans on Facebook from Mr. Lubis on Manchester United.

  • Terbang Ke Eropa
    London - Saat berlibur ke negeri orang, tentunya traveler harus menyiapkan berbagai perlengk
  • Berkunjung Ke Eropa
    Traveling ke Eropa berarti Anda akan mengunjungi tempat yang sangat lain dari Asia. Ole
  • Liburan Ke Eropa
    Eropa di mata traveler Indonesia adalah kota tua dan antik, perkebunan anggur nan
  • Visa Schengen
    Liburan ke Eropa, jangan lupa membawa Visa Schengen. Inilah 'benda sakti' yang memudahkan
  • Camilan Khas Eropa
    Traveling ke Eropa, tak afdol kalau belum mencicipi aneka kulinernya. Beda neg