Sederhana saja. Orang membeli, menjual, dan memperdagangkan
investasi—disebut saham—yang telah mereka tanamkan di perusahaan. Jadi
bagaimana itu semua bekerja? Dan yang lebih penting, apa yang bekerja
dengan baik?
Jawaban mudah untuk pertanyaan terakhir di atas
adalah ‘Beli murah, jual mahal’.Namun masih banyak hal lain selain
pernyataan itu. Dalam dunia pasar saham, pertanyaan mengenai saham apa
yang dibeli, berapa harganya, dan kapan harus membeli (dan kemudian
menjual) merupakan bahasan dari banyak buku. Tetapi, Richard Templar,
seorang pakar pengembangan diri, memiliki jawaban yang lebih luas.
Dalam bukunya, The Rules of Wealth, Templar membatasi kontribusinya
terhadap dunia investasi saham terhadap beberapa pilihan. Yang pertama
adalah memahami kekuatan sebenarnya yang bermain: nilai dan spekulasi.
Bursa saham seperti kontes kecantikan
Templar
secara pribadi menganggap para ekonom dikirimkan ke Bumi untuk membuat
ahli nujum terlihat baik. John Maynard Keynes, pelopor aliran ekonomi
Keynesian, pernah berkata bahwa bursa saham seperti kontes kecantikan.
Ketika mengatakan itu, Keynes tentu tidak bermaksud mendorong para
pedagang saham untuk berpenampilan secantik dan seseksi mungkin, dan
mengumumkan cita-cita untuk merawat anak-anak terlantar dan memelihara
perdamaian dunia—seperti lazimnya para gadis kontestan ajang Miss-Miss.
Keynes
sebenarnya mengacu pada suatu bentuk kontes kecantikan di London,
Inggris, yang diadakan oleh sebuah koran. Koran tersebut mengadakan
undian yang memberi hadiah besar kepada pembaca yang berhasil menebak
dengan tepat siapa pemenang kontes tersebut, sedangkan pemenangnya
sendiri ditentukan berdasarkan jumlah suara dukungan yang diberikan oleh
pembaca. Itu berarti pemenangnya tidak harus yang paling cantik atau
seksi, melainkan yang beruntung didukung oleh paling banyak pembaca.
Seperti ajang kontes menyanyi di Indonesia (atau di seluruh dunia), di
mana para pemirsa bisa mengirimkan dukungan kepada kontestan yang mereka
sukai melalui SMS premium.
Bagi Keynes, kerja bursa saham juga
kurang lebih seperti itu. Para investor mencoba keberuntungan mereka
dengan membeli saham yang sama di masa mendatang, dan harga yang mau
dibayarkan orang-orang bagi sebuah saham sebenarnya tidak terlalu
ditentukan oleh kondisi emitennya, melainkan lebih didasarkan pada
perkiraan atau harapan tentang beberapa banyak orang lain akan bersedia
membelinya. Inilah intisari spekulasi di bursa saham, dan itulah
sebabnya mengapa nilai fundamental dari sebuah saham dan harga pasarnya
yang berlaku acapkali begitu berbeda.
Perlahan-lahan namun pasti
Spekulasi
di bursa saham sangat menyenangkan kalau Anda adalah seorang psikolog
yang gemar mengamati tingkah laku kerumunan. Tetapi jelas kegiatan
seperti itu tidak disarankan oleh Templar kalau Anda menggunakan uang
Anda sendiri, dan itu juga bukan cara yang baik untuk menciptakan
kekayaan. Kalau Anda memang benar-benar ingin meraih kekayaan dari bursa
saham, inilah saran terbaik: berusahalah menjadi kaya secara
perlahan-lahan saja, namun pasti.
Jangan terlalu mempersoalkan
spekulasi dan pusatkan perhatian Anda terhadap nilai sebenarnya dari
saham-saham yang hendak Anda beli. Tidak perlulah memperdulikan gosip,
desas-desus, atau berita tentang harga-harga saham, karena semuanya
sebenarnya tidak lebih dari spekulasi yang dibungkus dengan berbagai
perhitungan ekonomi yang nampaknya rasional.
Jangan tergoda
untuk kaya secara cepat dari saham, karena kalau pun ada yang berhasil
melakukannya, percayalah: itu semata hanya karena keberuntungan. Kalau
Anda ingin berinvestasi dalam saham, maka lihatlah nilainya yang
sebenarnya. Lihat pula perusahaan yang menerbitkannya dan prospeknya di
masa mendatang. Biasanya, lembaga-lembaga investasi besar akan memilih
saham seperti ini, dan ada baiknya Anda membeli saham-saham yang dibeli
oleh lembaga-lembaga seperti itu.
Begitu Anda menemukan saham
seperti itu, maka belilah, dan teruslah membeli dalam jangka panjang,
kecuali ada perubahan mendadak yang sangat penting. Tunggu sampai ketika
harga pasarnya melebihi nilainya yang sebenarnya. Itulah saat untuk
menjualnya, dan lihatlah betapa banyak kekayaan yang berhasil Anda
peroleh.
Pahami perusahaan dan bisnisnya!
Menurut
Templar, pembelian saham, atau apa saja yang dimaksudkan untuk
mendapatkan pemasukan di masa mendatang, sebenarnya adalah bentuk lain
dari judi. Anda mungkin pernah membaca artikel atau mendengar debat
keagamaan mengenai hal ini. Banyak orang yang acapkali terkecoh dengan
penampilan megah bursa saham, sehingga mereka mengira ini bukan tempat
judi, melainkan suatu tempat yang benar-benar bersih untuk bisnis.
Padahal semua itu adalah judi. Tak ada yang pasti di sini.
Kalau
Anda hendak berjudi dalam bentuk saham, maka berusahalah menekan risiko
sebanyak mungkin, dan langkah pertama terbaik untuk melakukannya adalah
dengan membeli saham yang benar-benar Anda pahami. Kalau Anda tidak
mengenal atau memahami suatu perusahaan, maka jangan sekali-kali Anda
membeli sahamnya. Dengan cara ini, Anda sudah mengurangi beban risiko
secara signifikan.
Jika Anda tidak benar-benar menguasai sektor
bisnis tertentu, aka sebaiknya Anda tidak terjun ke dalamnya, atau
membeli saham atau mengadakan investasi berkenaan dengan sektor industri
tersebut. Kalau Anda ingin berinvestasi saham tetapi Anda malas
melakukan riset, Anda bisa menggunakan bantuan lembaga investasi.
Lembaga investasi memang akan membebani Anda dengan biaya, tetapi
sekurang-kurangnya akan menyelamatkan Anda dari risiko kerugian yang
sangat besar. (niq)
Pahami Cara Kerja Pasar Saham yang Sebenarnya
Maybe you are interested in reading this!
ABOUT AUTHOR
I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came
Author : Mr. Lubis
Setelah anda membaca artikel berjudul Pahami Cara Kerja Pasar Saham yang Sebenarnya jika ingin menyalin (copy-paste) artikel ini, sertakan link dibawah ini sebagai sumbernya :
0 Comments
Terbang Ke Eropa
London - Saat berlibur ke negeri orang, tentunya traveler harus menyiapkan berbagai perlengkBerkunjung Ke Eropa
Traveling ke Eropa berarti Anda akan mengunjungi tempat yang sangat lain dari Asia. OleLiburan Ke Eropa
Eropa di mata traveler Indonesia adalah kota tua dan antik, perkebunan anggur nanVisa Schengen
Liburan ke Eropa, jangan lupa membawa Visa Schengen. Inilah 'benda sakti' yang memudahkanCamilan Khas Eropa
Traveling ke Eropa, tak afdol kalau belum mencicipi aneka kulinernya. Beda neg