Para pakar pendidikan Indonesia menyatakan bahwa setengah dari jumlah
guru di Tanah Air tidak memiliki kualifikasi yang layak untuk mengajar,
dan 20 persen dari jumlah guru yang ada sering kali tidak menunaikan
kewajiban mereka sebagai pengajar. Selain itu, banyak guru di sekolah
negeri bekerja di luar sekolah untuk menambah penghasilan.
Dari
kacamata seorang murid SMA, Artika Nuswaningrum, persoalan guru di
Indonesia juga menyangkut peningkatan kualifikasi mereka sebagai seorang
pengajar. Dalam sebuah liputan mendalam tentang pendidikan Indonesia yang dilansir Aljazeera, Rabu
(27/2/2013), Artika menyebut, banyak guru Indonesia yang kuno, meski
tidak semua. Banyak di antara para guru yang belum bisa memakai
komputer.
"Jika guru-guru Indonesia sama majunya dengan negara
tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia, maka kondisinya akan
berbeda," ujar Artika.
Menurut Artika, kekunoan para guru itu
mengurangi kesempatan siswa bereksplorasi. Dia menilai, jika para siswa
diberikan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal secara lebih detail,
mungkin pelajar Indonesia akan lebih baik dari sekarang. "Kami juga
kekurangan fasilitas modern untuk meningkatkan minat siswa untuk
belajar, ini yang menjadi masalah," tuturnya.
Gadis 17 tahun ini
juga percaya, kompleksnya pelajaran yang dibebankan ke siswa menjadi
masalah lainnya dalam dunia pendidikan Indonesia. Artika
mengilustrasikan, dia harus mempelajari hingga 17 mata pelajaran
berbeda dalam satu tahun ajaran. Calon diplomat ini menilai, pendidikan
di Indonesia terlalu menekankan kuantitas, bukan kualitas.
"Indonesia
punya banyak hal bagus dalam berbagai bidang, tapi enggak spesifik ahli
di satu bidang tertentu. Mungkin salah satu alasannya adalah karena
siswanya mempelajari begitu banyak materi pelajaran dalam satu waktu,"
imbuhnya.
Menurut Rektor Universitas Paramadina, yang juga penggagas Gerakan Indonesia Mengajar,
Anies Baswedan, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dari aspek
guru. Secara kuantitas, Indonesia memiliki jumlah guru yang cukup
banyak. Sayangnya, ujar Anies, persebarannya tidak merata. Selain itu,
hanya setengah dari total guru Indonesia yang memiliki kualifikasi untuk
mengajar.
"Sekira 66 persen sekolah-sekolah di daerah terpencil
tidak memiliki jumlah guru yang cukup untuk penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Kalaupun ada guru, kualitasnya juga tidak bagus," kata
Anies.
Sumber: okezone.com
Guru Indonesia Banyak yang Kuno
Maybe you are interested in reading this!
ABOUT AUTHOR
I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came

Author : Mr. Lubis
Setelah anda membaca artikel berjudul Guru Indonesia Banyak yang Kuno jika ingin menyalin (copy-paste) artikel ini, sertakan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Labels:
RI Education
Thursday, February 28, 2013


Terbang Ke Eropa
London - Saat berlibur ke negeri orang, tentunya traveler harus menyiapkan berbagai perlengkBerkunjung Ke Eropa
Traveling ke Eropa berarti Anda akan mengunjungi tempat yang sangat lain dari Asia. OleLiburan Ke Eropa
Eropa di mata traveler Indonesia adalah kota tua dan antik, perkebunan anggur nanVisa Schengen
Liburan ke Eropa, jangan lupa membawa Visa Schengen. Inilah 'benda sakti' yang memudahkanCamilan Khas Eropa
Traveling ke Eropa, tak afdol kalau belum mencicipi aneka kulinernya. Beda neg