Meski berbagai pemeringkatan internasional menunjukkan prestasi
pendidikan tinggi Indonesia di kancah dunia, secara umum kondisi
pendidikan Indonesia tidaklah sebaik itu. Beberapa lembaga pemeringkatan
menempatkan indeks pendidikan Indonesia di posisi akhir.
Dalam laporan mendalamnya tentang pendidikan Indonesia, Aljazeera, Rabu
(27/2/2013) menyebut, tahun lalu, Indonesia menempati posisi akhir
dalam laporan indeks pendidikan yang dikeluarkan lembaga pendidikan
internasional, Pearson. Laporan bertajuk The Learning Curve 2012 ini
didesain untuk membantu para pembuat kebijakan, pimpinan sekolah dan praktisi pendidikan dalam mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang dapat meningkatkan luaran (outcome) pendidikan.
Riset
global ini digarap secara independen oleh Economist Intelligence Unit
(EIU). Studi memasukkan parameter yang digunakan dalam data Indeks
Kognitif dan Pencapaian Pendidikan Global oleh OECD-PISA, TIMMS dan
PIRLS, serta dikombinasikan dengan data tentang literasi dan tingkat
lulusan sekolah dan perguruan tinggi.
Dikutip dari laman
Pearson, data The Learning Curve 2013 menunjukkan, Finlandia dan Korea
Selatan menempati posisi puncak indeks ini. Posisi kedua negara ini
ditempel ketat oleh Hong Kong, Jepang dan Singapura. Sementara itu, dari
40 negara yang diikutsertakan, negara-negara berkembang seperti
Meksiko, Brasil dan Indonesia menempati posisi akhir. Bahkan, Indonesia
berada di posisi kunci alias buncit.
Meski telah menganggarkan
20 persen dari total APBN untuk pendidikan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengatakan, Indonesia memang masih berjuang
dalam penyempurnaan sistem pendidikan nasional. Salah satunya melalui
perubahan kurikulum yang akan diterapkan Juli mendatang.
"Kami
melakukan perubahan kurikulum karena hasil kajian yang kami lakukan
menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara yang terisolasi. Kami bagian
dari komunitas global, sehingga kami pun harus berkompetisi dengan seisi
dunia. Kita akan melihat perubahan dalam lima hingga sepuluh tahun
mendatang," ujar Nuh.
Pemerintah Indonesia yakin, kurikulum baru
merupakan usaha mereka menyederhanakan pendidikan, mengurangi angka
putus sekolah, dan menciptakan lebih banyak doktor. Salah satu
kontroversi yang bergulir seputar kurikulum baru ini adalah pengurangan
jumlah belajar pendidikan sains, geografi dan bahasa Inggris di sekolah
dasar, serta meningkatkan jumlah pendidikan berbasis nilai meliputi
agama, nasionalisme dan patriotisme.
Banyak pendidik mempertimbangkan kondisi ini dapat mendorong Indonesia kembali ke "zaman batu"
di era globalisasi. Mereka berpendapat, usia dini adalah saatnya
memberikan berbagai formula pendidikan yang merangsang kemampuan
berpikir anak-anak, terutama mengingat tingginya angka putus sekolah
usai jenjang sekolah dasar ini. Tetapi pemerintah membela diri dengan
menyatakan bahwa perubahan kurikulum akan menyederhanakan sistem sekolah
yang dikritik karena membebankan terlalu banyak subjek pelajaran kepada
para siswa.
Sumber: okezone.com
Pendidikan Indonesia di Nomor Sepatu
Maybe you are interested in reading this!
ABOUT AUTHOR
I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came

Author : Mr. Lubis
Setelah anda membaca artikel berjudul Pendidikan Indonesia di Nomor Sepatu jika ingin menyalin (copy-paste) artikel ini, sertakan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Labels:
RI Education
Thursday, February 28, 2013


Terbang Ke Eropa
London - Saat berlibur ke negeri orang, tentunya traveler harus menyiapkan berbagai perlengkBerkunjung Ke Eropa
Traveling ke Eropa berarti Anda akan mengunjungi tempat yang sangat lain dari Asia. OleLiburan Ke Eropa
Eropa di mata traveler Indonesia adalah kota tua dan antik, perkebunan anggur nanVisa Schengen
Liburan ke Eropa, jangan lupa membawa Visa Schengen. Inilah 'benda sakti' yang memudahkanCamilan Khas Eropa
Traveling ke Eropa, tak afdol kalau belum mencicipi aneka kulinernya. Beda neg