BARU-baru ini masyarakat disuguhi berita terkait
kebijakan baru dari Kemendikbud yakni mengenai penghapusan jalur ujian
tulis pada SNMPTN 2013. Kebijakan baru ini dilakukan dengan tujuan untuk
menekan pengeluaran biaya ujian yakni ujian nasional (UN) dan SNMPTN
yang dinilai sangat banyak menyedot anggaran pemerintah. Kebijakan
penghematan anggaran ini menimbulkan konsekuensi baru, yakni bisa
dipastikan akan ada penurunan kualitas dari calon pemuda penerus bangsa
yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. Penulis temasuk
orang yang kurang setuju dengan adanya kebijakan baru tersebut
dikarenakan berbagai macam alasan-alasan yang lumrah terjadi seperti:
Pelajar lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tulis SNMPTN.
Kebanyakan para pelajar SMA atau sederajat yang akan melanjutkan
pendidkan ke PTN, bisa dipastikan mereka akan mempersiapkan diri untuk
menghadapinya, belajar di bimbel, membeli buku panduan SNMPTN, dan lain
sebagainya, Mereka sangat ingin diterima di PTN favorit melalui SNMPTN
karena harga pendidikan yang tidak terlalu mahal jika dibandingkan
dengan biaya masuk PTS. Bagi orang kaya, biaya memang bukan menjadi
masalah berarti. Namun menjadi persoalan jika mereka berasal dari
kalangan orang kurang mampu dari segi finansial.
Menghadapi dengan belajar dan berusaha keras merupakan suatu kenyataan
yang mendampingi eksistensi ujian tulis SNMPTN tersebut. Adanya iklim
persaingan untuk memperebutkan kursi PTN favorit, maka akan semakin
bagus pula kualitas siswa-siswa yang bisa dijaring. Menjadi kebalikannya
jika memang sistem SNMPTN Tertulis tersebut dihapus, para siswa yang
pada awalnya memiliki antuisias lebih untuk belajar, bakal berbeda
dengan menghadapi kebijakan baru ini. Bisa diprediksi antusiasme belajar
para murid akan mengalami penurunan, dan ujung-ujungnya, hasilnya pun
bisa dikatakan kurang maksimal.
UN dan SNMPTN Undangan belum bisa menunjukkan kualitas mahasiswa baru
Bakal menjadi permasalahan jika memang UN dijadikan penentu bisa masuk
atau tidaknya calon mahasiswa baru ke PTN, dikarenakan sudah menjadi
rahasia umum bahwa tingkat kesulitan dari soal-soal SNMPTN lebih sulit
jika dibandingkan dengan soal-soal UN. Dari sini saja sudah bisa kita
ketahui bahwa dengan adanya penggunaan nilai UN sebagai prasyarat masuk
PTN maka dengan sendirinya akan menurunkan kualitas pendidikan di Tanah
Air.
Dengan mengetahui akibat-akibatnya di atas sudah pasti pemerintah akan
lebih memfokuskan pada peningkatan kualitas soal-soal UN; dengan kata
lain, soal akan menjadi lebih sulit jika dibandingkan dengan UN
sebelumnya. Sangat mengerikan rasanya jika hal ini terjadi dikarenakan
dengan standar kesulitan UN tahun kemarin saja, sudah banyak siswa yang
tidak lulus, banyak yang ketakutan, banyak yang pingsan dan lain
sebagainya. Bisa kita bayangkan apa jadinya jika soal-soal UN bakal
menjadi lebih sulit dibandingkan dengan standar UN tahun sebelumnya.
Hal di atas masih ditinjau dari jalur UN saja. Jalur SNMPTN Undangan pun
tidak kalah payahnya, karena sistem ini menggunakan nilai rapor sebagai
dasar pertimbangannya. Sudah kita ketahui bersama jika nilai rapor
ketika SMA sangatlah bersifat subjektif, belum menjadi kepastian jika
siswa yang memperoleh nilai 90 lebih pintar dengan mereka yang hanya
memiliki nilai 80. Penggunaan nilai rapor sebagai bahan pertimbangan
akan menyebabkan semakin gencar pula sekolah-sekolah negeri, terlebih
swasta, dalam memberikan nilai tinggi dengan gampang dan murahnya, tanpa
memperhatikan kualitas siswanya secara ketat. Hal ini bisa dilakukan
demi menjaga martabat, harga diri dan gengsi nama baik sekolah, karena
sudah menjadi tradisi dan kebanggaan bagi sekolah jika para peserta
didiknya bisa tembus pada PTN berkualitas, dan menjadi aib jika peserta
didiknya tidak lulus dalam UN dan bahkan di SNMPTN.
Bisa semakin menyulitkan alumni SMA masuk PTN
Kita mengetahui bahwa peserta SNMPTN Tulis bukan hanya siswa SMA yang
lulus pada tahun itu saja, namun ada pula yang berasal dari lulusan SMA
tahun sebelumnya. Kalau sistem SNMPTN Tulis ditiadakan, lantas pelajar
lulusan SMA tahun sebelumnya akan masuk PTN lewat jalur mana? Jika lewat
jalur UN pasti memiliki kemungkinan kecil dikarenakan standarisasi
ujian UN dari tahun lalu berbeda dengan UN dengan sistem baru ini.
Melalui jalur undangan pun memiliki argumentasi yang kurang lebih sama
dengan jalur UN di atas.
Bagi para alumni SMA masih bisa masuk PTN melalui jalur mandiri yang
diselenggarakan setelah penyelenggaraan SNMPTN. Namun lagi-lagi sudah
menjadi rahasia umum bahwa jalur mandiri ini merupakan jalur yang
terkenal mahal dari segi ekonomi. Menjadi permasalahan bagi mereka para
alumni yang berasal dari golongan keluarga kurang mampu secara finansial
yang pasti sangat memberatkan bagi mereka. Adilkah perlakuan semacam
ini?
Jika pemerintah terketuk hatinya, maka cara untuk menghindari
diskriminasi seperti itu salah-satunya bisa dengan membentuk jalur
mandiri dengan biaya terjangkau atau paling tidak berbiaya sama dengan
biaya jalur penerimaan SNMPTN. Dengan demikian, para alumni bisa
mendapatkan perlakuan yang sama dalam menerima dan menempuh dunia
pendidikan. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab bagi pemerintah,
khususnya Kemendikbud sebagai pemegang kewenangan dunia pendidikan untuk
menjadikan dunia pendidikan di Indonesia bisa lebih baik dan lebih baik
lagi ke depannya.
Mochamad Agus Nasrudin
Fakultas Hukum
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya
Kualitas Pendidikan 2013 Menurun
Maybe you are interested in reading this!
ABOUT AUTHOR
I know life is tough laughter, and the tears came and went until I was do not know when, sadly it comes and laughter when it came

Author : Mr. Lubis
Setelah anda membaca artikel berjudul Kualitas Pendidikan 2013 Menurun jika ingin menyalin (copy-paste) artikel ini, sertakan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Labels:
Mahasiswa
Thursday, February 28, 2013


Terbang Ke Eropa
London - Saat berlibur ke negeri orang, tentunya traveler harus menyiapkan berbagai perlengkBerkunjung Ke Eropa
Traveling ke Eropa berarti Anda akan mengunjungi tempat yang sangat lain dari Asia. OleLiburan Ke Eropa
Eropa di mata traveler Indonesia adalah kota tua dan antik, perkebunan anggur nanVisa Schengen
Liburan ke Eropa, jangan lupa membawa Visa Schengen. Inilah 'benda sakti' yang memudahkanCamilan Khas Eropa
Traveling ke Eropa, tak afdol kalau belum mencicipi aneka kulinernya. Beda neg